Ads
Ads
CB Magazine »
Fashion hijab
»
Multikesan Fashion Hijab Hitam
Multikesan Fashion Hijab Hitam
Posted by CB Magazine on Jumat, 17 April 2015 |
Fashion hijab
Pastinya tidak aka nada yang menolak fashion hijab yang akan tersimpan di lemarinya. Paling tidak, satu-dua helai, fashion hijab warna ini harus menjadi bagian dari koleksi fashion hijab Anda. Sama seperti fashion hijab warna putih, fashion hijab hitam senantiasa dibutuhkan, baik sebagai basic (dasar) maupun dress code pada acara-acara tertentu.
Jilbab scarf, kerudung pashmina hitam, gamis hitam akan menjadi perpadaun warna yang menarik dengan warna yang menyala. Meski terlihat terlalu kontras, namun kombinasi warna ini, hingga kini masih menjadi pilihan aman. Perpaduan jilbab scarf hitam akan menjadikan motif yang menarik. Begitu pula paduan motif dengan hitamnya jilbab dan bergo. Tak ketinggalan, hitamnya pashmina, gamis dan tunic.
elzatta telah membuktikannya dalam show hijab elzatta di atas panggung catwalk IFW 2013 lalu. Bila menggunakan fashion hijab tunic hitam, gamis, dan produk lainya yang ada di elzatta hijab. Paduan tunik dan gamis hitam dengan hijab elzatta yang aneka warna dan motif, membuat cuatan warna kontras justru menjadi pusat perhatian.
Si Legam di Pusaran Kata
kata hitam berasal dari berbagai macam bahasa. Dan diantaranya kata blaec yang berhasal dari inggris kuno dan artinya hitam dan tinta. Juga blakkaz atau terbakar dari Proto-Jermanik. Lalu bhleg dari Proto-Indo-Eropa dengan makna membakar, kilau, bersinar dan kilat. Lainnya, blaken (membakar) dari Belanda, dan phlegein (membakar, hangus) dari Yunani Kuno.
Dan hampir semua bahasa mengartikannya hitam adalah suatu yang identic dengan gelap,hangus,terbakar dan tinta. Semua ini karena hitam memang warna yang paling gelap dari warna lainnya. Nihilnya proses penyerapan cahaya, membuat hitam menjadi gelap, sebuah warna yang berlawanan dengan putih.
Oleh sebab berkesan gelap dan suram, hitam acap dikaitkan dengan kematian, kejahatan, penyihir dan sihir, kekerasan serta rahasia. Masyarakat romawi memakai warna hitam dalam suasana berduka. Ini ditandai dengan penggunaan toga gelap (pulla toga) oleh hakim Romawi pada abad ke-2 SM dalam upacara pemakaman. Warna hitam juga digunakan dalam busana keluarga yang ditinggal wafat. Tak luput didalam puisi romawi juga kematian sering di ungkap dalam kata nigra hora/ jam hitam.
Pada abad pertengahan warna hitam biasanya menandakan hal yang jelek/ buruk atau dalam kesedihan, yang pastinya jauh dari kesan bahagia. Sampai di abad ke-12, terjadi perseteruan antara biarawan Cistercian yang mengenakan busana putih dan biarawan Benediktin yang memakai busana hitam. Piere Yang Mulia, kepala biara Benidiktin menuduh biarawan Cistercian ‘berlebihan’ dengan menggunakan busana putih. Oleh Saint Bernard, pendiri Cistercians dari Clairvaux, tuduhan ini dijawab, bahwa hitam justru identik dengan warna setan, neraka, kematian dan dosa. Adapun putih lekat dengan simbol kepolosan, kemurnian dan kebaikan.
Pada perkembangannya, hitam tidak hanya menyuarakan kesan suram dan menakutkan, tapi juga keanggunan dan kekuatan, dua kesan yang bertolak belakang dengan kesan-kesan sebelumnya. Masyarakat Mesir kuno misalnya, justru mengasosiasikan hitam dengan hal positif sebagai tanah kaya yang dialiri Sungai Nil. Seperti halnya dengan sebutan emas hitam seperti di bagian masyarakat timur tengah yang sebagai lambang symbol tambang minyak bumi yang sangat berlimpah.
Menurut Sejarah Fashion tentang warna hitam
Warna hitam sudah ada sejak zaman prasejarah. Terlihat dari lukisan-lukisan gua yang dibuat di era Neolitikum dan Paleolitikum. Contoh seperti di kota perancis yaitu Gua Lascaux yang telah mempunyai bukti sejarah yaitu warna hitam dari arang dan sebagian tulang yang dibakarnya dan Bekas gilingan bubuk oksida mangan. Sementara di abad ke-6 SM, seniman Yunani kuno, membuat tembikar berwarna hitam.
Diabad pertengahan ini msesin cetak itu telah menjadi sinyal baik untuk sebagai tahap revolusi industri I. Dari penemuan ini, bersamaan dengan inovasi mesin uap, lahir sebuah peradaban baru yang membuat pergerakan dunia semakin ‘berwarna’.
Di abad ini, para bangsawan dan anggota kerajaan jarang menyimpan busana berwarna hitam dalam lemari mereka. Mereka menyukai warna-warna cerah semisal merah. Dan warna hitam hanya terlihat pada bulu musang yang sering dipakai untuk jubah.
Cara pandang terhadap warna hitam mulai berubah di abad ke-14. Ada kondisi yang mengubah cara pandang ini:
1. Hadirnya pewarna hitam dengan kualitas tinggi.
2. Adanya hukum sumptuary di daratan eropa, yang melarang memaki warna hitam untuk pakaian mewah atau mahal kecuali dari kalangan bangsawan. Seperti pakain jubah warna merah terang dari Venesia juga kain biru merak dari Florence yang hanya boleh dipakai oleh bangsawan.
Keadaan ini di respon oleh banker kaya yang berasal dari italia utara yang telah memakai jubbah dan gaun warna hitam yang mahal. Hal sama juga dilakukan oleh para hakim dan pejabat pemerintah yang mulai mengenakan jubah hitam.
Tidak disangka ternyata warna hitam ini bisa memberikan warna elegan. Bangsawan dan keluarga kerajaan tidak mau kalah dengan memakai busana warna hitam. dan yang menggunakan warna hitam juga adalah Duke Of milan dan juga pangeran savoy .
sering berfikir hitam adalah sebagai warna yang berbau kejahatan, kegelapan dan sekarang seketika berubah menjadi symbol martabat, kekuasaan,kesederhanaan dan kerendahan hati. Kuatnya asumsi ini, membuat semua raja di Eropa dan pekerja pengadilan, menggunakan warna hitam di penghujung abad ke-16.
Pada saat memasuki abad yang ke 18 yaitu zaman pencerahan eropa warna hitam sudah tidak lagi menjadi faforit dalam busana. Warna pastel,kuning,hijau, putih dan biru justru menjadi salah satu pilihan warna untuk kalangan bagsawan kelas atas. Tetapi setelah pada zaman perancis warna hitam telah disukai kembali. Tapi hal ini bisa jadi suatu perlawanan masyarakat perancis terhadap kemewahan yang dilakukan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan yang sudah betahun-tahun.
Satu abad berikutnya, seiring dengan perkembangan industri tekstil dan hadirnya penemuan warna hitam sintesis, busana hitam bisa diakses masyarakat umum. Di abad ini pula, warna hitam kian populer dalam peraturan bisnis pakaian untuk segmen kelas atas dan menengah baik di Eropa (Inggris utamanya) dan Amerika.
Pada saat abad ke 20 tahun 1950 warna hitam diartikan dalam dua kategori individualitas juga pemberontakan intelektual juga sosial . Geng-geng jalanan, geng motor sampai artis dan intelektual, mengenakan hitam sebagai bentuk protes terhadap nilai-nilai tertentu. Selebrasi hitam sebagai simbol pemberontakan mewarnai Film Wild One yang dimainkan Marlon Brando.
Sampai penghujung abad ke-20, hitam merupakan warna yang banyak diadopsi subkultur fashion punk, dan subkultur gothic. Dengan demikian warna hitam terkesan elegan, berkarakter tetap exis yang berpaduan dengan kesan hitam dari dunia busana.
Sederet desainer ternama misalnya menempatkan hitam sebagai warna menawan. Sebut saja Coco Channel yang mengatakan, “Wanita sejatinya hanya memerlukan tiga hal: gaun hitam, sweter hitam, dan seorang pria yang dicintainya.” Sementara Gianni Versace melihat hitam sebagai inti dari keanggunan dan kesederhanaan.” Dan tidak ketinggalan pula Yves Saint Laurent mengatakan bahwa warna hitam sebagai penghubung atau media dari fashion dan seni.
Fashion Hijab berwarna hitam
D dalam dunia fashion hijab juga jadi salah satu warna andalan atau favorit. Terlebih warna hitam cukup berperan untuk menghindari efek transparan yang dilarang dalam busana muslim. Dan hal ini mungkin bisa jadi alasan muslimah Arab, Iran, Irak dan lainnya pilih warna hitam untuk abaya dan niqabnya. Dan sekarang warna hitam sudah banyak digunakan untuk gamis, pasmina dan kerudung atau scarf. Dan warna hitam dipilih oleh mereka karna suatu alasan agar terkesan sederhana dan tidak berlebihan.
Walaupun kental dengan kesan suram, tetapi hitam memiliki juga nuansa elegan yang melekat di hati. Dan hal ini yang membuat designer Indonesia sering memasukan warna hitam dalam koleksinya. seperti Ida Royani, dia diantara designer fashion hijab Indonesia yang menyukai fashion hijab warna hitam. didalam karya fashion hijab-nya banyak dominasi warna hitam.
Desainer lainnya dari fashion hijab Indonesia, penyuka fashion hijab hitam, adalah Errin Ugaru. Dalam bukunya, 'The Black Side of Errin Ugaru', Errin memaparkan karyanya yang didominasi fashion hijab hitam. Melalui fashion hijab hitam ini, Errin menyiratkan kesan kuat, misterius dan percaya diri.
Pilihan warna hitam memang tiada matinya. Berdampingan dengan putih, cokelat tanah, biru tua dan abu-abu, hitam menjadi salahsatu warna basic yang cukup difavoritkan fashion hijab Indonesia. Didalam panggung runway fashion hijab hitam masih jadi andalan sampai sekarang. Pada pergelaran event Jakarta Islamic Fashion Week2013, banyak warna hitam putih yang mewarnai fashion hijab.
Tampak dari koleksi Rumah Ayu, yang menampilkan fashion hijab hitam-putih dalam desain bersiluet gamis, kaftan, tunik yang berkesan modern dan wearable.
Ads
Tidak ada komentar:
Posting Komentar